Kamis, 19 Desember 2013

Seputih Pasir (Part 3)

     "ayo ren.." goda rio sambil terus memajukan pelan bibir condongnya.
Yasmin semakin keras tertawa melihat godaan rio dan mimik wajah reno yang takut,jijik,dan berkeringat dingin.

"hey " sapa seseorang yang langsung masuk ke mobil yang disana sudah ada reno yasmin dan rio.
"eh mbak anis hehe" sapa rio balik sambil cengengesan dan menghentikan aksinya.

'hufft ! Your is my hero mbak!' batin reno lega dari godaan rio yang menjijikkan itu dan memasang muka lega yang begitu lucu.

Mbak anis kebingungan melihat tiga makhluk yang ada di jok belakang itu dengan mimik yang berbeda. Reno memasang mimik tegang dan lucu. Yasmin masih cengengesan di tempatnya. Dan rio yang hanya nyengir tanpa dosa.

"anterin rio sama yasmin pulang dulu ya mbak !" ucap reno yang sudah mengalihkan suasana.

'bahagia sekali mereka ya tuhan ! Di saat rapuh sekalipun.' batin mbak anis berbicara haru melihat ketiga sahabat itu bahagia dalam canda. Sangat romantis.

-oOo-

'dear god, aku terima cobaanmu dengan tentunya berlapang dada. Maaf jika terkadang aku mengeluh dengan ujianmu. Aku bukan manusia kuat yang mendapat support hebat dari kedua orang tuaku, tuhan.
Aku mohon. Jangan biarkan rio menjadi kaki penggantiku apabilanya tak sanggup lagi berjalan.
Jangan biarkan yasmin menjadi tanganku saat aku tak lagi menggenggam. Aku hanya ingin satu. Kebahagiaan. Aku mencintai keduanya. Rio dan.. Yasmin..
Sebelum semua berakhir'

Ia menutup diary kecilnya. Ia tahu bahwa tanpa di tulispun Tuhan sudah hafal benar apa yang di ingin reno.
Ahh.. Sakit itu merapuhkan nya !

-
"kak, aku mohon ! Tolong jangan egois. Ini reno kak ! Reno !" emosi mbak anis mulai naik level.
"maaf nis. Aku ngga tau harus melakukan apa. Pokonya aku titip Reno. Aku sayang sama reno. Udah dulu ya nis. Assalamualaikum." ujar seseorang dari sebrang telepon genggem milik mbak anis itu meangkhiri pembicaraan.

ㅡ.ㅡ

"pagi ren !" sapa dua orang yang memasang wajah ceria. Siapa lagi?

"pagi juga Rio ku sayang. Yasmin ku cinta" balik sapa reno memasang cengiran manis khasnya.

' cinta? ' batin yasmin berkata canggung. Apa maksud reno memberinya julukan 'cinta' ?

"ciee.. Gue cuma sayang giliran yasmin cinta?" protes seseorang sambil melirik goda yasmin.
'si yasmin salting !' pikirnya terkekeh.

"sayang sama cinta itu sama kok io. Cuma berbeda tergantung siapa yang di maksud." ujar reno sambil duduk di kursi tunggalnya dan memutar bangkunya agar berhadap dengan bangku yasmin dan rio.

hening .

hening ..

hening ...

"ah kesel gue !" dumel yasmin sambil membanting pelan telpon genggamnya.
"kenapa yas?" tanya reno yang langsung menatap yasmin yang tampak kusut.
"cerpen fulgar yang jelas jelas penulisnya itu masih di bawah umur ! rusak deh reputasi gue sebagai calon penulis. ahh ! gue aja ngga pernah kepikiran bikin kayak begitu" ocehnya kesal menyeringai.
yasmin paling anti dengan hal seperti itu. apalagi yang menulis itu adalah anak di bawah umur.
"ya iyalah. lo ngga berani bikin cerpen begitu. secara pemerannya itu nama gue sama rio mulu. mana tega lo." ujar reno sambil menyeruput teh kotak yang ada di hadapannya.
"io serius banget." sindir yasmin menyenggol pelan tangan rio yang masih asik berkencan dengan buku buku rumus memusingkan itu.

"Hehe.. belajar itu dicermati bukan di baca doang. jadi sebisanya harus seserius mungkin." ujar rio sambil menutup bukunya saat melihat seorang wanita paruh baya masuk dari pintu kelasnya. ya dialah seorang guru.

reno dan yasmin hanya manggut manggut paham.

-Jam Olahraga-

"tendang sini ren!"

"awas ren!"

"reno awas lawan belakang!"

reno hanya menggocek bola putih bercorak hitam itu sambil menghindar dari musuh.
mencari titik aman.
akhirnya..

Goal !!

"yeeeayyy !!" sorak penonton.

Reno tersenyum sumringgah.

"your number one ren !" seru seorang gadis yang sedang bertepuk tangan duduk di samping lelaki gagah yang sedang tersenyum bangga menatap reno.

"gitu aja bangga !" ujar  seseorang berbisik yang dengan santainya melawati reno dan menatap tajam dengan tatapan seperti tak suka.
tentu saja. itu lawan main tim reno.

"seenggaknya gue bisa buat mereka senyum bangga karna gue !" jawab reno lantang dan segera berlari kembali ke tengah lapangan.

reno dan timnya kembali baraksi di lapangan. begitu pula dengan tim lawan.

But ? ada apa ini !
tim lawan bermain nafsu.
Priwitan yang di tiup sang wasit pun tak memberhentikan aksi anarkis itu.

"woy ! jangan main kasar !"
"bisa sportif gak sih!"
"pengecut lo semua!"

"Heh bilangin Sama temen lo tuh si Reno ! perebut cewek orang ! alias P.H.O .!!"

Ada apa sebenarnya?

"eh apa-apa'an ini?!" reno berdiri diantara timnya dan lawan.

"eh masalah pribadi jangan di bawa ke lapangan!"

Bugg!

Reno tersungkur di tanah. karna dorongan lawannya panggil saja 'Fero'
tidak terlalu keras memang tapi kenal dengan tubuh reno yang mulai lelah dan sakit menjalar membuat nya hampir mati di tempat.

"Arrghh!" reno menggerang pelan merasa sakit diseluruh tubuh terutama punggung dan kakinya.

"jauhin cewek gue !" suara ancaman itu terdengar sayup di telinga reno dan ia melihat sekelilingnya samar.

wasit dan pelatih sudah berhasil mengalihkan suasana menjadi stabil.
pertandingan terpaksa di akhiri tanpa ending yang jelas.

"ren !" panggil seseorang yang melihat reno seperti kesakitan entah apa itu.

"gue ngga apa apa!" ujar reno sambil berusa berdiri "pulang ya ren!" ucap yasmin yang melihat pucatnya muka sahabat nya itu. bak mayat hidup.

"duduk dulu sebentar. gue ngga saggup jalan !" jawab reno.

-
"nih minum!" tawar yasmin menyodorkan sebuah botol minum yang masih di segel ke hadapan reno.
"makasih" reno menerima pemberian yasmin dan meminumnya.
"kalo lo ngga kuat jalan biar gue gendong aja !" ujar rio yang melihat kaki reno bergetar dan sepertinya susah bergerak.

gelengan cepat karna ia ingat baru saja tadi malam ia menulis bahwa tak mau rio menjadi kakinya saat ini.
'Oh God ! ternyata ucapan tak semudah kenyataan !'

"ngga io. gue kuat jalan ko. istirahat sebentar lagi aja kok" ia menolak sangat lembut.
'kalian terlalu berharga untuk dijadikan tumpuan !'

*

To Be Continue !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar