Jumat, 20 Desember 2013

Seputih Pasir (Part 17)




     Aku tak ingin membaginya
Kau tahu?
Rasanya sakit sekali !
Jika kamu bisa melihatnya
Mungkin kamu akan melihat aku sedang menjerit merasakannya !

***

Semua masih sibuk dengan kegiatannya masing masing
Mbak anis yang sedang menyetir tampak santai dan menyalakan radio mobil dengan volume kecil. Penyiar di dalam radio itu sudah nyeletuk sendiri.
Rio serius dengan matematika di pangkuannya tapi kemudian dia megangkat telepon genggamnya dan mengetik lalu ia lanjutkan matematikanya sejenak kemudian dia kembali mengangkat hpnya dan begitu setetusnya. Sedangkan yasmin asyik mengotak-ngatik BB-nya, ia tak dapat bergerak bebas. Reno yang sedang terlelap menjadikan pahanya untuk dijadikan bantal.

"Rio sebenernya belajar atau sms-an sih?"

Rio melirik yasmin yang duduk di belakang lalu nyengir tanpa jawaban.

"pacaran Lo, ya?" ledek yasmin sambil memainkan jarinya.

"rio pacaran? Ciee" mbak anis berjingkrak pelan dan tersenyum menggoda ke arah rio.

"eh apaan sih"

"cie salting.. baru jadian tuh mbak seminggu yang lalu.." yasmin meledek lagi. mbak anis cengengesan. dan pipi rio makin panas. sedangkan penyiar terus berceloteh di radio.

"wah nih bocah buka kartu gue Lu !"

"PJnya dong Yo !" ucap mba anis menggebu gebu. namun tak dihiraukan oleh rio, ia malah menatap Reno yang mulutnya sedang menimbulkan erangan-erangan kecil

sadar akan itu mbak anis lebih memilih melihat dari kaca spion. terlihat wajah yasmin yang terores sedikit kecemasan. bukti ada hal yang tidak beres.

"Reno kenapa yo?"

"Reno.."

"erggh.. hhh...hh.." reno berusaha bangun tapi entah mengapa sekujur badannya tiba-tiba saja nyeri
nafasnya pun tak beraturan, ia sesak nafas.

"kenapa dia Yas? kasih obatnya yas ! mbak mau ngebut. bentar lagi nyampe" mbak Anis cemas. ia mencoba tenang dan mengendalikan kendaraannya lebih cepat.

"Arrrgghh !" Reno memaksakan tubuhnya didudukan. perutnya sangat mual, tubuhnya sakit tiada tanding, dadanya sesak.

"nih obatnya yas" Rio menyerahkan beberapa butir kapsul obat. yasmin menerimanya dan mengambil sebotol air mineral dengan tergesa-gesa. ia cemas

"nih ren"

Reno tak menanggapi. ia menutup mulutnya agar tak muntah sekarang juga. kulit putihnya sudah pudar dan berganti menjadi pucat kusam, bulir-bulir keringat bermunculan di dahinya yang kemudian muncul juga di tubunnya.

"sakit banget..," sekuat tenaga ia mengaduh lirih. dan justru itu membuat perutnya semakin tak enak.

"gimana ini mbak?"

mbak anis mengerem tepat di depan area rumah kakanya yang sekarang adalah rumah reno dan dia.

"reno, kamu bisa jalan kan?"

reno membuka matanya, tangannya ia turunkan dan mengganti menekan dadanya. ia meringis. reno tak tahu lagi bagian tubuh sakit mananya yang harus disentuh. pasalnya seluruh tubuhnya kini sangat sakit.
reno mengerang merintih meringis. berharap sakitnya hilang. air matanya hampir meluncur saking sakitnya tubuh itu.

"reno !" pekik yasmin keras saat melihat darah meluncur bebas dari hidung sahabatnya

"reno mimisan lagi mbak"

"eng.., biar gue gendong reno" rio turun dari mobil dan membuka pintu bagian tempat duduk reno. reno sendiri hanya diam tak bisa apa-apa,

Ia sadar kini dirinya memang tak berdaya.

"sini ren !" rio merangkulkan tangan reno ke pundaknya dan ia merasakan hawa dingin merayap ditubuhnya saat tubuh reno terangkul di pundaknya. beruntung darah di hidung reno tidak terlalu banyak.

"hayo yas, mbak"

mbak anis jalan duluan untuk membuka pintu rumah
dan yasmin membawa tasnya tas rio dan obat-obatan reno.

rio nampak tak kesulitan. ia tersadar bahwa tubuh sahabatnya memang kurus. kontras dengan tubuh rio yang berotot dan kekar.
meskipun tak keberatan langkahnya tetap terasa berat karna ringisan dan rintihan yang terus terlontar dari mulut reno. dan nafas reno yang panas tepat menyapu lehernya.
dan tak sadar mata rio memerah. ia tak kuat. ingin sekali menangis setiap suasana ini tercipta.
namun tergores sedikit senyuman tipis di bibir tebal rio.

dan di punggung rio ternyata mata reno sudah basah. ia marah menyesal juga sedih.
ia ingin marah setiap melihat kondisinya seperti sekarang.
menyesal karna mengapa ia baru sadar bahwa dirinya sangat lemah seperti ini.
dan sedih karna mengapa harus Rio sahabatnya yang harus rela dan tulus menggendongnya saat ini. rio dan yasmin terlalu banyak berkorban untuknya. dan ia selalu berfikir kapan terakhir kali ia melakukan sesuatu untuk sahabatnya? yang ia tahu belakangan ini ia hanya menyusahkan !

    Sehebat apapun gue menutupinya, kalian tetap akan merasakannya kan?
ini sakit sekali !
dan.., sesakit apa yang kalian rasakan?
sesakit apapun itu tolong..,  maafin gue'

dan Rio merasakan itu. rio bisa merasakan reno sedang menangis. ia sadar pundaknya sedikit basah dan terdengar isakan pelan di telinganya. dan itu pasti reno, orang yang sedang digendong di punggungnya saat ini.

"reno Lo nangis?" rio melirih pelan hampir berbisik. perlahan tangan yang ada dipundaknya melonggar. isakan itu tak terdengar lagi. terakhir yang ia dengar adalah nafas yang memburu dan erangan yang agak keras. dan sekarang tak terasa lagi. hanya nafas panas yang ia rasa. dan rio masih bersyukur sahabatnya masih bernafas.

Reno terkulai lemah di punggungnya, ia pingsan.
.
bersamaan dengan air mata rio yang terjatuh menyentuh tanah..

*

To be Continue !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar