Kamis, 19 Desember 2013

Seputih Pasir (Part 10)

     Cermin itu memang cerdas
Tapi kau lebih cerdas
Cerdas membuatku menangis

***

"kak rio kan?"

"iya. Kamu siapa?"

"nalin"

"ada apa?"

"mau nitip surat ini ke kak reno"

"ngga tergiur sama alur jaman sekarang?"

"maksudnya?"

"media sosial, maybe? Jaman sekarang masih ada surat suratan"

"hehehe, aku lebih suka tulisan tangan murni. Daripada tulisan komputer yang ngga bisa mewakili ? Hehehe"

"prinsip bagus"

"thanks kak"

---

[Rio]

"cewek tadi.. Manis.. Cantik.. Ya Tuhan.. Masa jatuh cinta sih?"

"reno? Surat ini buat reno? Dia suka sama reno?"

"oiya itukan cewek yang minta maaf waktu itu pas reno futsal"

"kok gini rasanya? Aneh"

"apa gue cemburu?"

"ah ini cinta? Kok rumit amat?"

"gue harus ke peskiater"

"gue udah gila"

---

[Reno]

"nyanyi dong ren"

"nyanyi apa?"

"emmp.. Aku ambil gitar kamu ya. Aku kangen kamu main gitar"

Yasmin berlalu.
Tak sampai semenit ia kembali dengan gitar di genggamannya.

"mau gue nyanyi apa?" reno memasang posisi duduknya dengan gitar dipangkuannya.

"apa aja. Kalo lo yang nyanyi gue suka" jawab yasmin santai bersama novelnya.

"ah masa? Lo suka sama yang lagunya atau orangnya?" reno menggoda.

Pluk !
Aww !

"sakit yasmin!"

"emang gue pikirin !"

"jahat lu sama gue ! Ngga kasian apa" ketus reno.

"kasian ini novel gue takdirnya buruk amat harus kenalan sama pala lu !" yasmin tak kalah sangar.

"gue tinggal mati baru tau rasa!" ujar reno mulai menggenjreng gitarnya.
Yasmin mendengus

"ngga nyambung! Udah buruan nyanyi" yasmin tak mau mendalam topik kematian. Ia mengalihkan pembicaraan.

Reno mulai bersenandung dengan gitarnya.

"Sahabat sejatiku, hilangkah dari
ingatanmu
Di hari kita saling berbagi
Dengan kotak sejuta mimpi, aku
datang menghampirimu
Kuperlihat semua hartaku
Kita selalu berpendapat, kita ini
yang terhebat
Kesombongan di masa muda yang
indah
Aku raja kaupun raja
Aku hitam kaupun hitam
Arti teman lebih dari sekedar
materi.."

Yasmin menikmati setiap lirik yang keluar dari mulut sahabatnya.

"Pegang pundakku, jangan pernah
lepaskan
Bila ku mulai lelah… lelah dan tak
bersinar
Remas sayapku, jangan pernah
lepaskan
Bila ku ingin terbang… terbang
meninggalkanmu
Ku selalu membanggakanmu,
kaupun selalu menyanjungku
Aku dan kamu darah abadi
Demi bermain bersama, kita
duakan segalanya
Merdeka kita, kita merdeka
Tak pernah kita ..."

Petikan gitar itu terhenti tiba tiba bersamaan juga dengan suara reno yang tercekat.
Tangan kanannya kaku.
Sedangkan tangan kirinya menutup erat mengumpatkan mulut juga hidungnya.

"Reno?"

"reno kamu kenapa?"

Yasmin memegang lengan kiri reno "buka ren!"

"ngga yas! Lo pasti ngeri. Gue takut, ini darahnya banyak banget" ucapnya dalam bekapan tangannya sendiri.

"ngga gue ngga bakal takut ! Sekarang buka tangan lo" ucapku memaksa.

Ia pun mmbuka tangannya perlahan sangat pelan.

Yasmin tersentak. Benar saja sebagian wajah reno sudah di lumuri darah.

Yasmin mengelap sisa darah di wajah reno dengan lengan switernya.

"lo ngga jijik yas?" tanya reno lirih ia tak sanggup bergerak banyak. Tubuhnya seperti terkunci dan kuncinya sendiri ntah kemana.

"kayak yang rio bilang. Darah lo darah kita juga. Kita akan bertahan buat lo. Sebanyak apapun darah lo gue ngga bakal jijik"

Reno tersenyum lirih mendengar jawaban yasmin. Sangat menyentuh hatinya.

'dan aku ngga yakin bisa bertahan untuk kalian'

*

To Be Continue !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar