Kamis, 19 Desember 2013

Seputih Pasir (Part 2)

     sepulang sekolah.
"kalian mau pulang?" tanya reno dengan wajah mimik sedih.
"jelek lo pasang muka sok sedih gitu !" protes yasmin sambil mendongkak pelan kepala reno.
"kita kan mau nemenin lo latihan ren"ujar rio.
"teman yang baik" puji reno sambil memasang cengiran khasnya.

"ini ni yas.  Rumus yang ini bukan buat soal yang ini. Tapi buat soal nomor 13." celoteh rio yang sedang menjadi guru matematika sementara untuk yasmin yang memang kurang peka terhadap rumus rumus memusingkan itu.
"oh oke. Kalo rumus yang ini bisa buat soal yang ini ngga io?" tanya yasmin menunjukan salah satu soal. "nah kalo yang ini bisa" jawab rio santai.

"hhh.. Hh..hhh!" seseorang berlari kecil ke arah rio dan yasmin dengan nafas yang masih tersengal sengal.
"udah latihannya ren?" tanya rafa melihat reno sudah duduk disampingnya dan menegak air di dalam botol sangat brutal.
Setelah memastikan dahaganya terlepas reno pun menjawab pertanyaan sahabat lelakinya itu "belum io. Ini juga mau ke lapangan lagi" ujarnya sudah berdiri tegak dan bersiap kembali untuk bergulat dengan bola bercorak orange itu lagi.

"raf kalo ini...." ucapan yasmin terpotong saat tiba tiba ....

Bruakkk !!

Yasmin menahan ketawanya melihat aksi jatuh reno yang layaknya anak balita yang baru saja belajar cara berjalan.
Sungguh lucu !

"hahahahaha ! Masa kapten basket jatuh kayak anak balita !! Ngga banget deh ren.. Hahaha" akhirnya tawa itu terlepas juga. Dan di selipkan sedikit ejekan yang lucu.
Rio hanya cekikikan melihat tingkah yasmin menertawakan reno.

"erggh!" reno merintih kecil sambil mencoba menggerakan kakinya. Namun begitu sakit hingga menjalar ke seluruh tubuhnya.

Reno tersenyum kecil kepada yasmin dan rio.

"pulang yuk!" seru reno tiba-tiba. Dan berdiri walau tubuhnya seperti hancur berkeping keping.
"Lho? Katanya latihannya belum selesai?" tanya yasmin kebingungan dengan tingkah labil reno.
"Lho ngga apa apa kan reno?" tanya rafa curiga dengan gerak gerik reno. Tentu saja ! 4 tahun bersahabat dengan reno ia sudah hafal di luar kepala dengan gerak gerik reno yang menandakan ia sedang menyembunyikan sesuatu dari nya dan yasmin.
"gue ngga apa apa! Gue lupa kalo mbak anis.. Emmp.. Nitip jemuran yang belum di angkat !" ucap reno gelagapan dan terpaksa berbohong karna ia sungguh ingin secepatnya mengunci diri dikamar nya tersayang.

"hahaha !! Kayak emak emak aja lo ren ! Di titipin jemuran segala!" ucap yasmin cekikikan.

Reno berjalan tertatih tatih "ayo buruan keburu hujan !"

-oOo-

Akhirnya mengunci diri di kamarnya pun berhasil.

"arghh !" reno menggerang keras dan menggigit bibir bawahnya. Ia tidak tahu mana yang harus diraba rasa sakit itu. Semua tubuhnya terasa menyakitkan !

"cukup ! Arggh! S.. Sakit!" erangan reno lebih kuat. Tangannya mencengkram kuat bed covernya.

Lama lama cengkraman itu melonggar.

Gelap..

Gelap...

Dan gelap ...

***
Meski waktu sekalipun mengerti tentang kebahagiaan
Tapi apa waktu akan mengerti tentang adanya Cinta?
Dan jika waktu mengerti tentang kehidupan
Apa waktu sanggup mengerti Kematian itu ada?
Entah lah ...
***

"bagaimana dok hasilnya?" tanya mbak anis yang kini menghadap tatap lurus kepada seseorang ber jas putih dan berkacamata itu.

"mbak ?" lirih seseorang dari belakang "reno? Kamu ngapain disini?"
"biarkan aku tahu apa yang terjadi sama aku mbak !" pinta reno sambil duduk disamping bangku mbak anis. Dan menatap sang dokter.
Dokter itu menarik nafas dalam lalu mengucapkan sedikit kata namun sangat menusuk !
"Reno positif terkena osteosarcoma"

Reno maupun mbak anis mengkerutkan dahi tanda tak mengerti namun tahu bahwa penyakit yang diucapkan dokter itu adalah penyakit yang cukup parah. Dari namanya pun terlihat. Susah dihafal !

"penyakit ini memyerang organ tulang dan jika sudah sangat parah bisa saja kaki itu akan lumpuh permanen. Bahkan jika sudah stadium akhir bisa saja seluruh tubuh pasien akan lumpuh total. Dan.. " dokter itu beehenti mengoceh saat reno berdiri dari duduknya.
"sudah cukup dok ! Jangan biarkan saya mati disini jika dokter melanjutkan kata kata itu." ucap reno sangat pilu dan segera bergegas pergi keluar ruangan pribadi dokter itu.
Saat membuka pintu dengan cukup kasar ternyata ada dua oramg yang tersungkur di lantai karna dorongan pintu reno

"Reno?" lirih yasmin menatap reno pilu.
"ren lo mau kemana?" lanjut rafa bertanya dan berdiri cepat.

Reno memandang yasmin dan rio sekilas namun setelah itu dia berjalan cepat menuju keluar gedung putih yang sering disebut rumah sakit.

-
"ren?" yasmin duduk disamping reno.
Begitupun rafa yang duduk di sudut satunya.
Menghimpit reno yang sedang membenamkan wajahnya di dua telapak tangannya.
Sangat menyedihkan.

Hening.

Hening..

Hening...

Akhirnya satu suara berhasil memecahkan keheningan itu.
"apaan sih lo ren. Drama tau ngga! Lo ngga mungkin kalah sama penyakit .. Empp.. Penyakit os.. Korma.. Eh sar.. ma.. Aduh apaan ya?" celetuk yasmin bingung sendiri sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Memang tadi ia dan rio samar samar mendengar nama penyakit itu. Dan memang susah di ingat juga.

"osteosarcoma?" jawab rio dengan lancar.
Ya, daya ingat orang pintar memang selalu bagus !
"ah iya itu!" seru yasmin.
Reno hanya tersenyum getir mendengar celotehan yasmin dan rio.
"ayolah bro ! Optimis ! Lagian penyakit itu juga baru stadium awal. Banyak cara buat menyembuhkan penyakit lo itu." ucap rio menSupport reno yang sepertinya memang sudah down.

Reno tersenyum. Matanya hidup. Ia sadar bahwa teman adalah kekuatan !

"siapa juga yang mau menyerah?" ucap reno dengan memasang tampang sok cool.
"oya?" tanya yasmin dengan nada menantang.
Reno mengangguk pasti.

Cupp !

Wajah reno merah sejadi jadinya!
"hadiah buat lo karna lo udah mau optimis !" ujar yasmin yang masih dengan coolnya menatap reno yang salah tingkah.
Haha, sebenarnya yasmin lebih gelagapan dari pada reno.
Jantungnya serasa meloncat loncat.

"kalo gue sembuh lo harus lebih dari ini !" tantang reno.

"ren. Kalo sama gue mau ngga? Gue kan sahabat lo juga !" ujar polos rio berhasil membuat reno cengo sambil menelan ludah. Yasmin hanya cekikikan melihat tingkah jahil rio.
"emmp.. Bukan apa apa io .. Mmbb .. Ta .. Tapi.." reno gelagapan bukan main saat membayangkan bagaimana bibir tebal rio menempel di pipi reno. *jangan dibayangin ya dimskil*

Rio mencondongkan bibirnya menyayup nyayup sambil memejamkan mata.

Dan..

*

To Be Cobtinue !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar