Jumat, 20 Desember 2013

Seputih Pasir (Part 16)




     Bahagia
Tak perlu dengan cara yang rumit
Satu kata Bersama
cukup membuatku bahagia
Ku harap kalian juga...

***

"tidak ada cara lagi bu. kanker di tulangnya sudah menyebar luas. setelah menyerang bagian pencernaannya. kanker itu juga sudah sedikit menyentuh alat pemompa darahnya"

"maksud dokter ? jantungnya?"

"iya. dan itu artinya penyakitnya sudah sangat parah"

"iya dok saya mengerti. dan reno juga sepertinya tidak akan pernah mau untuk dikemo"

"lagipula tingkat penyakitnya sekarang, kecil kemungkinan untuk sembuh dengan cara di kemoterapi. takutnya akan terjadi penolakan dari tubuh dan fisiknya. dan dari hasil pemeriksaan tadi. pasien sedang terkena tekanan batin, benar?"

"iya dok. dia sangat syok. beberapa hari yang lalu ibunya meninggal dan dia tidak mau berinteraksi selama lima hari penuh. apa itu mengaruh bagi kondisinya dok?"

"sudah pasti itu sangat mengaruh."

*

"mbak tolong pegangin ini dong sebentar, yasmin mau pake bedak" gadis remaja ini sibuk dengan bedak dan make up lainnya. suatu hal wajar untuk wanita.

"ya ampun. kamu udah cantik kok yas" puji mbak anis membuat pipi yasmin sedikit merah.

"jangan dipuji mbak. nanti terbang dia" celetuk reno yang sedang duduk tepat di samping yasmin.

"Ye, sirik aja Lu"

"biarin gue ganteng ini"

"Hhh.. sakarepmu wae lah"

"ciah, si yasmin jawanya keluar"

"pengen gue tampol Lo hah?" yasmin memasang ancang-ancang.

"yeh.. orang gue pengennya di cium !"

yasmin mendadak jadi patung kepiting rebus.
panas dan warna merah merayap tepat di pipi yasmin.

"blashon nya ketebelan ya yas?"

"bukan blashon itu mbak. tapi efek dari kelakuan reno" rio sedikit berbisik ke mbak anis. dan mbak anis sendiri hanya terkikik geli.

"eng.. ah tau ah ! nyebelin Lo ren !" yasmin memajukan bibir mungil merahnya. dan itu membuat reno semakin senang karna menurutnya mimik muka yasmin setiapu kali seperti itu sangat menggemaskan.

"tadi kata dokter apa mbak?"

mbak anis terdiam.

reno meringis. ia berlirih. "penyakit reno sudah sangat parah kan mbak?"

mbak anis menghela nafas berat. dadanya sesak saat air di pelupuk matanya ingin bersiap berlomba meluncur untuk keluar.

yasmin dan rio hanya mendesah. daripada sekarang ini mereka lebih suka suasana beberapa menit yang lalu.

"kankernya udah sampe mana mbak?"

"Hhh.. jantung kamu" seketika nafas mbak anis, dan juga rio dengan yasmin tercekat. hanya nampak reno yang diam dengan tampang datarnya. datar sekali

"oh, hehe. pantes aja dada reno sering sesek kadang juga sakit" reno mangut mangut mimiknya tak menunjukan ekspresi apapun. membuat ketiganya bingung. harus sedih, lega atau senang karna reno seperti tak menyedihkan lagi.
tapi matanya sungguh memancarkan kesakitan yang mendalam.

"itu sesek karna penyakit apa karna efek bikin yasmin salting terus?" rio tersenyum simpul dengan masih posisinya yang saat itu fokus dengan jalanan. karna ia yang menyetir saat ini.

entah mengapa. reno dan yasmin jadi salah tingkah sendiri. dada keduanya berdesir hebat. jantungnya berdetak 100 km/jam (?) lebih cepat.

"eng.. emmh.."

"hah? uhm.. eng.. kata siapa ih rio"

mbak anis dan rio berdehem

"apaan sih. gak jelas !"

"tau ih. mbak kita ke pantai dulu ya. pleasee.."

rio dan mbak anis berdelik; ngalihin pembicaraan aja deh.

-oOo-

"yasmin sini dong ikut main"

"bentar"

yasmin mengankat penanya lalu menaruhnya kembali ke tas ransel mininya. dan kertas yang ada ditangannya ia lipat menjadi sebuah perahu.

ia luncurkan kertas perahunya ke hamparan laut.

terlalu sinetron memang. tapi ia berharap ini memang sinetron yang melow galau yang akan banyak keajaiban dikeesokan harinya.
Dan bukankah, hidup ini adalah panggung sandiwara ?

"hhh.. dear God..semoga perahuku sampai. meskipun tidak, setidaknya Tuhan tahu apa yang aku harap walau tak tertulis sekalipun"

Reno Rio dan Mbak Anis yang melihat yasmin komat kamit tak jelas disana hanya bergidik geli.

"DASAR GILA"

yasmin beralih pandang saat mendengar namanya disebut sebut. menatap orang itu sinis.

"suka suka gue dong ! yang gila kan gue bukan elo"

Yasmin berjalan ke arah reno. yasmin tak terima dirinya dibilang gila oleh reno.

"tetep aja gila. ngomong sendiri sama air pula. dasar Ms.dramaqueen"

yasmin mengambil ancang-ancang ditangannya sudah ada gumpalan pasir laut di tangannya yang mengepal lalu dengan sigap ia lemparkan tempat di ubun-ubun sasaran.

"huahh yasmin ! kotor tau rambut gue! dasar nyebelin!" ujar reno bersungut sungut.

"yah karna udah nyebelin yaudah deh" yasmin mencipratkan air laut ke muka dan tubuh reno. dan reno tak bisa menghindar dari kejahilan yasmin sahabatnya.

"nyebelin banget kan?" yasmin tersenyum meremehkan

"sangat bin very very very nyebelinnnn !!!"

Reno bergerutu
yasmin kembali mengambil ancang ancang namun kali ini reno memberi aba-aba dan kemudian berlari menjauh ke tepi pantai.
yasmin mengejar dari belakang.

Mbak anis dan Rio yang sejak tadi diam melongo akhirnya tersenyum kecil melihat dua orang itu saling tertawa lepas.

"sayangnya Mbak ngga bawa kamera nih"

"pake hp aja mbak" Rio mengeluarkan hp nokia jadul made in china nya. sedangkan Mbak Anis sudah siap dengan BBnya.

rio tersenyum kecut, 'yaelah jaman modern gini masih aja gue pake hp jadul. ngga jaman banget. tapi emang masalah gitu?

"pake BB dong Yo. Biar kita bisa bbm-an"

"hehe ngga ah mbak ngga tau cara pakenya. Dan kayaknya juga emang ngga mau tau . Hehe"

"ye, coba dulu dong"

"haha. Rio ngga tertarik mbak. Lagipula ngga tau gunanya apa. Kalo boleh pilih sih rio lebih pilih punya kantung ajaibnya doraemon. Hehehe"

"ckck, iya deh yo apa kata kamu aja. Hehe"

Seasiknya berbincang tentang masalah si BB. Tiba-tiba yasmin yang ada di ujung dekat karang besar sana berteriak histeris.

"reno mbak !" pekik rio. Namun mbak anis sudah terbirit terlebih dahulu mendatangi yasmin yang masih beeteriak teriak memanggil nama 'reno' dan reno yang tergeletak di pasir.

"Reno kenapa !"

"reno !"

Rio menyusul mbak anis yang sudah lebih sampai di dekat karang besar tempat yasmin dan reno berasal.

"gue ngga apa apa ! Cuma pengen kalian ikut basah-basahan ! Hahahha" reno menyembur-nyemburkan air laut ke arah mbak anis dan rio yang sudah kesal dibohongi reno.

"pinter akting juga Lo...,"

Rio membalas menciprati reno dengan air tepi laut. Dibantu juga oleh mbak anis dan yasmin juga ikut-ikutan membantu rio.

"Wooo.., curang eh ! Masa tiga lawan satu !"

"Sebodo !!"

Reno menunduk badannya berjongkok. Lengannya ia gunakan untuk melindungi serangan bertubi tubi dari Rio, mbak Anis dan Yasmin.

Semua tertawa
Tertawa bahagia.

*

To Be continue !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar