Jumat, 20 Desember 2013

Seputih Pasir (Part 13)




     Dia Disini
Dia datang
Aku Rindu dia
Tapi hanya sekejap saja

Dia pergi lagi

***

"gue ke toilet dulu"

"yahh.. Aku salah ngomong ya?" Nalin, Rio juga yasmin menatap Reno yang berlari tergesa gesa ke toilet.

"hehe ngga kok Lin. Reno cuma lagi sakit"

Nalin mengㅡoㅡkan  bibir merah muda basahnya.

'kasian itu baso udah jadi korban tusuk menusuk sama reno. Ngga dicerna pula. Baso yang malang.. Dasar penyakit sialan. Kapan Lo minggat dari tubuh sahabat gue.. Uhh' yasmin menggerutu kesal dalam hati.

"eh iya. Nanti kita comblangin reno sama siapa ya? Emm.."

"kak rio tolong dong itu jus jeruk" telunjuk Nalin mengarah ke jus jeruk segar dekat sikut yasmin.

"jangan pake KAK dong. RIO aja."

"tapi kan kesannya ngga sopan gitu"

'shit ! Gue dijadiin jam weker disini. Eh salah deng. Gue jadi obat nyamuk ! Ehhhhggggrrr !! Tapi giman ya kalo seandainya gue sama reno kayak mereka? Oh so sweet.. Eh no, no, no, but So annoyedddd !!' yasmin kembali mendumal dalam hati dan semakin brutal menusuk basonya.

"kenapa Lo diem yas?" tanya rio.
Yasmin diam saja.

Nalin angkat bicara "kak yasmin sakit juga ya?"

"iya"

"sakit apa?"

"sakit hati"

"sakit hati? Parah?"

"banget"

"liver?"

"bukan"

"hepatitis?"

"bukan juga"

Nalin dan rio menggaruk-garuk belakang kepalanya yang sama sekali tidak gatal

"terus sakit apa dong?"

"dibilangin sakit hati" yasmin ketus

Nalin mengangguk pasrah saja. Pasalnya ia sama sekali tidak mengerti.

"maaf kelamaan" sesuatu membuyarkan gerutuan yasmin saat suara merdu itu tertangkap indera pendengarannya.

"r u fine ren?"

Reno mengangguk walau sudah dipastikan wajahnya masih tersisa rona pucat akibat aksi kambuhnya tadi.

-oOo-

Ia remas kuat kuat bantal yang ada di pelukannya. Bergelut sendiri dengan kasurnya. Entah mengapa sakit itu kini sering kali datang pada malam hari seperti ini. Ia tahan erangan yang takut sampai mengganggu istirahat Mbak Anis yang ada di sebelah kamarnya. Sprei merahnya pun sedikit basah oleh keringat yang di produksi tubuhnya.
Sakit sekali.

"egghh ! ..err" reno mengerang pelan. Ia tak mampu mengerang lebih kencang lagi. Dadanya sesak. Penyakitnya itu sepertinya sudah menyerang alat pemompa darahnya. Ia cengkram dadanya kuat-kuat.

Sakit itu membuatnya lupa akan sesuatu yang disebut obat. yang biasanya dapat mengurangi rasa sakitnya.

Perlahan cengkramannya melonggar, matanya perlahan tertutup. Ia terlelap namun nafasnya masih saja turun naik tidak teratur.

*

Tempat apa ini ?
Tak ada sudut dan semua berkilau putih dan begitu damai
Ya Tuhan? Ini tempat apa?
Apa ini.. Apakah ini.. Syurga?

Dia? Aku kenal sosok itu. Bunda. Iya itu bunda? Bunda ada disini ?
Benarkah?

"Bunda? Ini beneran Bunda?"

Sosok itu hanya mengangguk pelan.

"Bunda kenapa ngga bilang reno kalo mau pulang? Tapi ini kayaknya bukan di rumah. Bisa Bunda kasih tau ini tempat apa? Sepertinya Reno tersesat Bun."

Wanita itu tersenyum. Senyum yang selama ini aku rindukan.
Senyuman terindah yang pernah tertangkap indera penglihatanku. Lama ku tak berjumpa. Lama ku tak nampak. Kini ia kembali.

Aku mendekap tubuh hangatnya. Aku.. Aku rindu Bunda !
Tak peduli walau aku harus kembali bermanja seperti aku dulu. Reno kecil yang cengeng dan manja.

"Reno ngga peduli ini tempat apa. Ngga peduli reno dimana. Yang penting bunda disini. Bersamaku. Reno kangen Bunda ! Bunda tau? Reno selalu mengharapkan Bunda setiap Reno sakit. Bunda tau? Reno sakit bun, sakit sekali. Reno takut mati bun. Reno takut"

"Reno jangan takut. Bunda selalu ada bersama reno. Bunda selalu ada saat reno sakit saat reno tersenyum saat reno tertawa saat reno sedih. Bunda selalu ada buat Reno. Reno jangan takut"

Sosok bunda merengkuh tubuhku kuat kuat.

"Bunda mau pergi"

"pergi? Bunda mau pergi kemana?"

"jauh. Sangat jauh"

"ke seoul lagi?"

"tidak, bunda mau pergi. Reno doakan bunda ya agar bunda sampai dengan selamat. Nanti kita pasti akan ketemu lagi"

"reno ikut ya bunda?"

"reno harus tetap disini."

"tapi bun.."

Sosok itu kini mulai samar

"bunda sayang reno

bunda cinta reno

Bunda Sayang dan Cinta sama Reno"

Sosok itu menjauh.
Satu titik cahaya memenuhi bola mataku.
Cahaya itu memaksaku untuk menutup mata.
Dan tiba-tiba cahaya itu hilang bersamaan juga dengan hilangnya bunda. Aku sendiri lagi..

"bunda? Bundaaa !!! Reno juga sayang bunda ! Reno juga cinta bunda!! Reno sayang dan cinta sama bunda !! Bundaa !!!"

*

"reno bangun !"

"bunda !!" reno terlonjak ia sudah mendapati sosok mbak anis yang pertama kali memenuhi bola matanya. Dahinya dipenuhi peluh keringat yang entah sejak kapan muncul. Tubuhnya bergemetar. Matanya perih. Dan indra penciumannya mencium aroma amis pekat dari spreinya. Darah mimisannya semalam yang sudah mengering.

"mbak anis? Bunda dimana?" suaranya bergetar lirih

Mbak anis merengkuh tubuh kurus reno.
Ia menangis sesenggukan.

Dalam tangisnya ia berujar pelan

"Reno Bunda kamu.. Bunda kamu.. Dia sudah tidak ada,.."

***

Reno juga sayang bunda

***

*

To be continue !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar